Sabtu, 10 Oktober 2020

L O V E L I F E

 Memang paling enak udah kalo overthinking soal cinta. Udah paling the best feeling ever kalo mikirin begituan. Aaaah, aku mau ngucapin selamat datang untuk aku sendiri ke blog ini. Kapan terakhir aku aktif di blog ini? Udah lama banget hahaha. Blog emang jadi satu-satunya tempat buat aku curhatin segala hidup aku disini tanpa harus mikirin pendapat oranglain.


Btw sekarang udah 11 Oktober 2020. Itu berarti ini memasuki bulan ke-7 aku single. 7 bulan--lumayan. Nggak tau counting sampe berapa lama ini, aku lumayan udah kesel sebetulnya. Eh. Ada advantages sama disadvantagesnya sih--walaupun memang lebih banyak disadvantagesnya aku tetep bersyukur untuk posisi aku sekarang ini. Yang paling penting, sekarang aku sehat jasmani rohani.

Aku nggak mau bilang aku perempuan jago move on. Aku 'lumpuh' putus sama pacarku kemarin dan aku bangkit sendirian nggak ada yang bantuin. Aku memang kurang punya temen deket--mungkin karena aku nggak asik jadi temen-temen aku ngejauh and I'm very okay with that. Tapi, look at me now. Aku bisa berdiri sendiri sekarang.

Bagaimanapun masa lalu aku, aku memang lebih suka punya pacar ketimbang single kayak sekarang.

Single bikin aku banyak mikir segala hal--permasalahan single bikin semua masalah aku yang lain ikut keseret. Kalo disindir mama karena aku belum punya pacar, itu nomor ke-sekian. Nomor satunya adalah, yes, I'm lonely.

Aku kesepian.

Aku pingin ditemenin.

Aku pingin ditemeninnya sama pacarku tapi.

Aku masih suka diucapin 'Good Morning' sama 'Good Night' aku masih suka hal-hal remaja seperti itu.

Kamu pikir aku tidak berusaha? Heuheu. Aku berusaha. Aku coba main Tinder. Tinder adalah satu-satunya aplikasi yang statusnya di hp aku: Install -> Uninstall -> Install -> Uninstall.

Sampai aku berhenti main itu sekitar sebelum lebaran tahun ini. Pokoknya saat puasa tahun ini aku masih main. Kenapa? Aku tetep nggak nemu disana. Memang banyak chat, tapi nggak ada feel apa-apa. Nggak tau emang akunya yang goblok.

Aku berhenti, and I realized and prayed, "Tuhan, makasih ya, ya udah nggak apa-apa. Mungkin jodohnya Diva bukan dari aplikasi itu." Dari situ aku diem aja hehe. Nggak usaha sama sekali buat nyari/nemu/ditemukan cowok manapun/siapapun. Ada yang ngedeketin, ada, tapi akunya biasa banget.

Aku memang cheerful dan ramah. Harusnya aku tidak boleh seperti itu pada cowok, tapi aku baik jadi aku suka goblok dan nggak tau kalo cowok itu ternyata suka aku. Lalu aku tolak dengan super ekstra mega halus banget supaya tidak menyakiti hatinya. Lah kenapa ditolak? Hei. Aku udah move on, tapi nggak kebuka hati aku. Aku kunci sendiri hati aku. Oh. Goblok banget.

Berminggu-minggu bergulir. Hari berganti terus. Aku masih nggak usaha juga padahal suka ngeluh di Twitter. Lagipula usaha aku berhenti di Tinder. Untuk punya pacar lagi, jujur aku memang udah mentok nggak ada jalan lagi. Tapi aku tetep berdoa kok ke Tuhan kalo emang aku nggak dikasih pacar, ya nggak apa-apa, aku minta jodoh aja. Tuhan belum kabulin, mungkin nanti. Jadi sekarang ini aku di fase, pasrah.

Sepasrah itu--literally pasrah.

Aku berterimakasih kepada cowok-cowok yang sudah datang ke hati aku. Maaf, kamu belum berhasil buka hati aku. Memang sulit--sesulit itu. Itu makanya aku meminta bantuanmu untuk bersama-sama kita membukanya. Dan untuk yang pergi, aku ucapkan selamat tinggal dan hati-hati di jalan.

Aku sendirian lagi. Sudah berjalan tujuh bulan.

Aku sekarang sedang tidak mampu berbagi cerita di Instagram sedang makan berdua atau sekadar membagi swafoto seperti yang dilakukan teman-temanku. Beberapa diantara mereka gemar sekali memamerkan anak mereka yang demi Allah, lucu dan gemas. Aku iri kepada mereka yang punya nasib lebih beruntung dibanding aku dari segi materi maupun karir. Tapi, aku lebih iri kepada mereka yang sudah memiliki cinta.

Kamu tau,

Punya orang yang kamu cintai dan dia mencintai kamu itu the best feeling ever tau nggak. Kalau kamu tanya aku apa aku udah pernah ada di posisi demikian, aku harus jawab aku udah. Yang kupikir akan bertahan selamanya sampai ke tahap lebih tinggi, ternyata kandas.

Aku sendirian lagi.

Aku kurang dekat dengan anggota keluarga. Obrolan kami hanya sebatas, "De, kamu makan dulu sudah siang jangan digabung dengan sarapan." Atau "De, jam setengah enam, buruan Subuh." Selebihnya, aku suka diem di kamar, baca buku, main PUBG, dengerin musik, dan yang paling kusenangi nonton film.

Aku tidak bisa bilang aku maniak film. Ada beberapa genre film yang tidak aku suka seperti action, survival, detective dan thriller. Aku suka horror. Aku nggak suka thriller karena ngeri banget anjing. Darah lebih ngeri dibanding hantu.

Kalo semua kegiatan itu aku sangkutpautin lagi dengan love life aku, tetep kegiatan itu semua bakal kalah kalo aku punya pacar. Punya pacar itu seperti, kamu... Hidup... Begitu... Dan kamu dicintai dia. Seru nggak?

Gini maksudnya: Aku gendut nih ya--eh nggak--montok. Aku 162cm 53.6kg. Lumayan berisi. Aku rada padat memang bodo amat anjing aing nggak langsing. Nah. Kamu dengan wajah seperti itu, rambut sangat panjang dan berponi, tuh ada yang suka sama kamu. Seru nggak? Kamu yang apa adanya begitu dan disukai cowok. Itulah. Kerennya punya pacar. Kamu apa adanya dan ada yang mau sama kamu. Tapi realitanya sekarang gimana? Posisi fisik masih seperti demikian, tapi punya pacar? Nggak, 'kan?

Punya pacar itu enak banget bisa dijadiin temen curhat 24/7 yaa Allah. Bisa aku ajakin ngobrol, aku ajakin foto bareng, aku ajakin main Among Us, nonton film bareng, MAKAN BARENG, jalan-jalan bareng, ngabisin waktu bareng, chattingan, teleponan demi Allah seru banget emang punya pacar. Aaaah~ Aku suka berimajinasi dan berharap-harap seperti ini. Tentu saja tidak menutup kemungkinan keinginanku yang ada di otak yang baru saja aku tulis ke blog ini, Tuhan dapat kabulkan.

Sekarang, aku tinggal berdoa supaya aku bisa buka hati lagi untuk orang baru. Karena, saat aku melakukannya, just fucking believe me, it's very hard for me to do that. Aku takut kalau aku buka hati, aku kena ghosting. Aku kena friendzone. Aku kena fakboi. Aku takut. Banget. Karena setelah itu aku bakal terluka.

Aku ini sedang sibuk memperbaiki diri hehe. Supaya nanti aku ketemu kamu, aku dalam keadaan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Aku banyak belajar dan aku suka belajar. Aku mau mengerti kamu, jadi tolong, give me a chance to be your girlfriend. Aku harap kita bisa bertemu ya, my future boyfriend. Biar kita bisa saling tahu satu sama lain. Aku tau kamu, kamu tau aku.

Akunya masih jomblo sekarang. Aku nggak tau kamu juga sedang kosong atau sedang ada pacar. Aku nggak tau kita ini dulunya temenan, pernah kenal, orang jauh, atau total stranger aku belum tahu--kamu juga belum tahu. But I'm here... Aku harap kita bisa segera dipertemukan biar akunya nggak selalu ngerasa kesepian di dunia ini.

Taunya habis aku ngepost postingan ini ke blog, aku langsung punya pacar hahaha.

Teu ketang. Nggak mungkin.

Emang paling enak udah ngeluh di blog. I love it.

See you later, guys.

You can catch me on Instagram: instagram.com/divap_